Pengantar dalam diskusi di Seminar “Pengaruh Silang Budaya terhadap Jejak Kuliner di Indonesia” di Univeritas Negeri Medan, Medan, 25 April 2019.
Tokoh emanisipasi perempuan Indonesia, R. A. Kartini, menyimpan lebih dari 200 resep masakan khas keluarganya [1]. Catenius van der Meijden, seorang nyonya Belanda yang hobi masak-memasak, pada tahun 1902 menerbitkan sebuah buku berisi kumpulan 1381 resep masakan yang ia kumpulkan selama tinggal di di Indonesia, dulu bernama Hindia-Belanda [2]. Setelah masa kemerdekaan, di penghujung pemerintahannya, keragaman masakan ala Indonesia ingin diubah menjadi kekuatan politik oleh proklamator kemerdekaan sekaligus Presiden Ir Soekarno dengan menerbitkan 1200-an resep Mustika Rasa. Adalah Presiden Indonesia hari ini, Joko Widodo saat ini dikenal dengan “politik meja makan”-nya, ketika berbagai keputusan dan kebijakan atas permasalahan politik terumuskan dan terselesaikan dalam berbagai perundingan di meja makan dengan resep-resep yang khas. Namun ternyata resep masakan tak hanya ber-“kekuatan” politik. Era informasi digital hari ini menyongsong keragaman makanan dan minuman khas nusantara berpotensi betransformasi menjadi kekuatan ekonomi berbasis kreativitas, bahkan dapat disusun sedemikian menjadi bagian definitif dari identitas ke-Indonesia-an yang sejati…
Read the rest of this post »